makalah PENKES PADA KELOMPOK IBU MENYUSUI
Kamis, 10 November 2016
Senin, 16 Desember 2013
makalah PENKES PADA KELOMPOK IBU MENYUSUI
MAKALAH
PENKES PADA KELOMPOK IBU MENYUSUI
![](file:///C:\DOCUME~1\HAFIIZ~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.png)
DISUSUN OLEH :
1.
JULIS MUHARAM
2.
ZUMRATUL AINI
3.
YUPITA DAMAYANTI
4.
SESTI ELDA
5.
TATI
6.
ROSI ESVANDIA
7.
NINI KUSYANTI
8.
APRIANTO
9.
HEFFI SUFITRIS
10.
DAVID ROSIDI
DOSEN : Ns. IKSAN,
S. Kep
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BHAKTI HUSADA BENGKULU
TAHUN AJARAN 2012 /2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah. SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya serta
memberikan perlindungandan kesehatan sehingga penulis dapat menyusun makalah
dengan judul ”Penkes Pada Kelompok Ibu Menyusui ”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
selama penyusunan makalah ini penulis banyak menemui kesulitan
dikarenakan keterbatasan referensi dan keterbatasan penulis sendiri.
Dengan adanya kendala dan keterbatasan yang dimiliki penulis maka penulis
berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun makalah dengan sebaik-baiknya.
Sebagai manusia penulis menyadari
bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
perbaikan yang lebih baik dimasa yang akan datang.
Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, Amin.
Bengkulu, 24 Mei 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar.......................................................................................................... i
Daftar
Isi.................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN.............................................................................. ........ 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan....................................................................................... 3
C. Manfaat Penulisan .................................................................................... 3
BAB
II PEMBAHASAN......................................................................................... 4
A. Pengertian Air Susu Ibu............................................................................. 4
B. Kebaikan Air dan Menyusui ..................................................................... 4
C. Produksi ASI.............................................................................................. 5
BAB
III KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 15
A. Kesimpulan ............................................................................................... 15
B. Saran.......................................................................................................... 15
DAFTAR
PUSTAKA .............................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan
masyarakat mutu hidup, produktifitas tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian
yang tinggi pada bayi dan anak-anak, menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya
perkembangan mental adalah akibat langsung atau tidak langsung dari masalah
gizi kurang.
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu masalah gizi yang
paling utama pada saat ini di Indonesia adalah kurang kalori, protein hal ini
banyak ditemukan bayi dan anak yang masih kecil dan sudah mendapat adik lagi
yang sering disebut “kesundulan” artinya terdorong lagi oleh kepala adiknya
yang telah muncul dilahirkan. Keadaan ini karena anak dan bayi merupakan
golongan rentan.
Terjadinya kerawanan gizi pada bayi disebabkan karena selain
makanan yang kurnag juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu
botol dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda
adanya perubahan sosial dan budaya yang negatif dipandang dari segi gizi.
Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan
oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang
terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi
kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan.
Setelah itu ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.
Setelah itu ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.
Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus
dimulai sedini mungkin yaitu sejak dini yaitu sejak masih bayi, salah satu
faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah
pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan
kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di masa
depan. Akhir-akhir ini sering dibicarakan tentang peningkatan penggunaan ASI.
Dukungan politis dari pemerintah terhadap peningkatan penggunaan ASI termasik
ASI EKSLUSIF telah memadai, hal ini terbukti dengan telah dicanangkannya
Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (GNPP-ASI) oleh Bapak
Presiden pada hari Ibu tanggal 22 Desember 1990 yang betemakan "Dengan
Asi, kaum ibu mempelopori peningkatan kualitas manusia Indonsia". Dalam
pidatonya presiden menyatakan juga bahwa ASI sebagai makanan tunggal harus
diberikan sampai bayi berusia empat bulan. Pemberian ASI tanpa pemberiaan
makanan lain ini disebut dengan menyusui secara ekslusif. Selanjutnya bayi
perlu mendapatkan makanan pendamping ASI kemudian pemberian ASI di teruskan sampai
anak berusia dua tahun
ASI merupakan makanan yang bergizi sehingga tidak memerlukan
tambahan komposisi.Disamping itu ASI mudah dicerna oleh bayi dan langsung
terserap. Diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu
menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya secara
penuh tanpa makanan tambahan. Selama enam bulan pertama. Bahkan ibu yang
gizinya kurang baikpun sering dapat menghasilkan ASI cukup tanpa makanan
tambahan selama tiga bulan pertama
ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi tidak perlu
diragukan lagi, namun akhir-akhir ini sangat disayangkan banyak diantara
ibu-ibu meyusui melupakan keuntungan menyusui. Selama ini dengan membiarkan
bayi terbiasa menyusu dari alat pengganti, padahal hanya sedikit bayi yang
sebenarnya menggunakan susu botol atau susu formula. Kalau hal yang demikian
terus berlangsung, tentunya hal ini merupakan ancaman yang serius terhadap
upaya pelestarian dari peningkatan penggunaan ASI.
Hasil penelitian yang dilakukan di Biro Konsultasi Anak di
Rumah Sakit UGM Yogyakarta tahun 1976 menunjukkan bahwa anak yang disusui
sampai dengan satu tahun 50,6%. Sedangkan data dari survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SKDI) tahun 1991 bahwa ibu, yang memberikan ASI pada bayi 0-3 bulan
yaitu 47% diperkotaan dan 55% dipedesaan (Depkes 1992) dari laporan SKDI tahun
1994 menunjukkan bahwa ibu-ibu yang memberikan ASI EKSLUSIF kepada bayinya
mencapai 47%, sedangkan pada repelita VI ditargetkan 80%.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr.Moh. Efendi di
R.S. Umum Dr. Kariadi Semarang tahun 1977 didapatkan pemberian ASI setelah umur
2 bulan 31,6%, ASI + Susu botol 15,8% dan susu botol 52,6%. Sedangkan
sebelumnya yaitu pada umur 1 bulan masih lebih baik yaitu 66,7% ASI dan 33,3%
susu botol, dalam hal ini tampaknya ada pengaruh susu botol lebih besar.
Juga hasil penelitian Dr. Parma dkk di Rumah Sakit Umum Dr.
M. Jamil Padang tahun 1978 -1979 di dapatkan bahwa lama pemberian ASI saja
sampai 4-6 bulan pada ibu yang karyawan adalah 12,63% dan pada ibu rumah tangga
sebanyak 21,27%. Apabila dilihat dari pendidikannya ternyata 75% dari ibu-ibu
yang berpendidikan tamat SD telah memberikan makanan pendamping ASI yang
terlalu dini pada bayi.
Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu mengapa keliru
dalam pemanfaatan ASI secara Eksklusif kepada bayinya, antara lain adalah
produksi ASI kurang, kesulitan bayi dalam menghisap, keadaan puting susu ibu
yang tidak menunjang, ibu bekerja, keinginan untuk disebut modern dan pengaruh
iklan/promosi pengganti ASI dan tdak kalah pentingnya adalah anggapan bahwa
semua orang sudah memiliki pengetahuan tentang manfaat ASI.
Tujuan
Umum :Meningkatkan pemahaman tentang ASI
·
Agar mahasiswa lebih memahami tentang ASI
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN AIR SUSU IBU
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan
protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae
ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya.
Sedangkan ASI Ekslusif adalah perilaku dimana hanya
memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sampai umur 4 (empat) bulan
tanpa makanan dan ataupun minuman lain kecuali sirup obat..
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi
dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 4 bulan pertama.ASI merupakan
makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh
kembang yang optimal.
B.
KEBAIKAN ASI DAN MENYUSUI.
Ø ASI sebagai makanan bayi mempunyai
kebaikan/sifat sebagai berikut:
ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.
ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.
Ø ASI mengadung laktosa yang lebih
tinggi dibandingkan dengan susu buatan. Didalam usus laktosa akan dipermentasi
menjadi asam laktat. yang bermanfaat untuk:
![*](file:///C:\DOCUME~1\HAFIIZ~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\DOCUME~1\HAFIIZ~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\DOCUME~1\HAFIIZ~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\DOCUME~1\HAFIIZ~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
Ø ASI mengandung zat pelindung
(antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti:
Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus,
Bifidus, Lactoferrin.
Ø ASI tidak mengandung
beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi.
Ø Proses pemberian ASI dapat menjalin
hubungan psikologis antara ibu dan bayi.
Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga dapat memberikan keuntungan bagi ibu, yaitu:
Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga dapat memberikan keuntungan bagi ibu, yaitu:
![*](file:///C:\DOCUME~1\HAFIIZ~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\DOCUME~1\HAFIIZ~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\DOCUME~1\HAFIIZ~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\DOCUME~1\HAFIIZ~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\DOCUME~1\HAFIIZ~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\DOCUME~1\HAFIIZ~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
C.
PRODUKSI ASI
Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau
dirangsang oleh isapan mulut bayi pada puting susu ibu. Gerakan tersebut
merangsang kelenjar Pictuitary Anterior untuk memproduksi sejumlah prolaktin,
hormon utama yang mengandalkan pengeluaran Air Susu. Proses pengeluaran air
susu juga tergantung pada Let Down Replex, dimana hisapan putting dapat
merangsang kelenjar Pictuitary Posterior untuk menghasilkan hormon oksitolesin,
yang dapat
merangsang serabutotot halus di dalam dinding saluran susu agar membiarkan susu dapat mengalir secara lancar.(12) Kegagalan dalam perkembangan payudara secara fisiologis untuk menampunga air susu sangat jarang terjadi. Payudara secara fisiologis merupakan tenunan aktif yang tersusun seperti pohon tumbuh di dalam putting dengan cabang yang menjadi ranting semakin mengecil.
merangsang serabutotot halus di dalam dinding saluran susu agar membiarkan susu dapat mengalir secara lancar.(12) Kegagalan dalam perkembangan payudara secara fisiologis untuk menampunga air susu sangat jarang terjadi. Payudara secara fisiologis merupakan tenunan aktif yang tersusun seperti pohon tumbuh di dalam putting dengan cabang yang menjadi ranting semakin mengecil.
Susu diproduksi pada akhir ranting dan mengalir kedalam cabang-cabang
besar menuju saluran ke dalam putting. Secara visual payudara dapat di
gambarkan sebagai setangkai buah anggur, mewakili tenunan kelenjar yang
mengsekresi dimana setiap selnya mampu memproduksi susu, bila sel-sel
Myoepithelial di dalam dinding alveoli berkontraksi, anggur tersebut terpencet
dan mengeluarkan susu ke dalam ranting yang mengalir ke cabang-cabang lebih
besar, yang secara perlahan-lahan bertemu di dalam aerola dan membentuk sinus
lactiterous. Pusat dari areda (bagan yang berpigmen) adalah putingnya, yang
tidak kaku letaknya dan dengan mudah dihisap (masuk kedalam) mulut bayi.
Berdasarkan waktu diproduksi, ASI
dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
A. Colostrum merupakan cairan yang
pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae yang mengandung tissue debris dan
redual material yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mamae
sebelum dan segera sesudah melahirkan anak.
Ø Disekresi oleh kelenjar mamae dari
hari pertama sampai hari ketiga atau keempat, dari masa laktasi.
Ø Komposisi colostrum dari hari ke
hari berubah.
Ø Merupakan cairan kental yang ideal
yang berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI Mature.
Ø Merupakan suatu laxanif yang ideal
untuk membersihkan meconeum usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran
pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya.
Ø Lebih banyak mengandung protein
dibandingkan ASI Mature, tetapi berlainan dengan ASI Mature dimana protein yang
utama adalah casein pada colostrum protein yang utama adalah globulin, sehingga
dapat memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi.
Ø Lebih banyak mengandung antibodi
dibandingkan ASI Mature yang dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6
bulan pertama.
Ø Lebih rendah kadar karbohidrat dan
lemaknya dibandingkan dengan ASI Mature.
Ø Total energi lebih rendah
dibandingkan ASI Mature yaitu 58 kalori/100 ml colostrum.
Ø Vitamin larut lemak lebih tinggi.
Sedangkan vitamin larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah.
Ø Bila dipanaskan menggumpal, ASI
Mature tidak.
Ø PH lebih alkalis dibandingkan ASI
Mature.
Ø Lemaknya lebih banyak mengandung
Cholestrol dan lecitin di bandingkan ASI Mature.
Ø Terdapat trypsin inhibitor, sehingga
hidrolisa protein di dalam usus bayi menjadi krang sempurna, yangakan menambah
kadar antobodi pada bayi.
Ø Volumenya berkisar 150-300 ml/24
jam.
B. Air Susu Masa Peralihan (Masa
Transisi)
Ø Merupakan ASI peralihan dari colostrum
menjadi ASI Mature.
Ø Disekresi dari hari ke 4 – hari ke
10 dari masa laktasi, tetapi ada pula yang berpendapat bahwa ASI Mature baru
akan terjadi pada minggu ke 3 – ke 5.
Ø Kadar protein semakin rendah,
sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi.
Ø Volume semakin meningkat.
C. Air Susu Mature
Ø ASI yang disekresi pada hari ke 10
dan seterusnya, yang dikatakan komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga
yang mengatakan bahwa minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya baru konstan.
Ø Merupakan makanan yang dianggap aman
bagi bayi, bahkan ada yang mengatakan pada ibu yangs ehat ASI merupakan makanan
satu-satunya yang diberikan selama 6 bulan pertamabagi bayi.
Ø ASI merupakan makanan yang mudah di
dapat, selalu tersedia, siap diberikan pada bayi tanpa persiapan yang khusus
dengan temperatur yang sesuai untu bayi.
Ø Merupakan cairan putih
kekuning-kuningan, karena mengandung casienat, riboflaum dan karotin.
Ø Tidak menggumpal bila dipanaskan.
Ø Volume: 300 – 850 ml/24 jam
Ø Terdapat anti microbaterial factor,
yaitu:
v Antibodi terhadap bakteri dan virus.
v Cell (phagocyle, granulocyle, macrophag,
lymhocycle type T)
v Enzim (lysozime, lactoperoxidese)
v Protein (lactoferrin, B12 Ginding
Protein)
v Faktor resisten terhadap
staphylococcus.
v Complecement ( C3 dan C4)
2.4
Volume Produksi ASI
Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar
pembuat ASI mulai menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada hari
pertama sejak bayi lahir akan dapat menghasilkan 50-100 ml sehari dari jumlah
ini akan terus bertambah sehingga mencapai sekitar 400-450 ml pada waktu bayi
mencapai usia minggu kedua.(9) Jumlah tersebut dapat dicapai dengan menysusui
bayinya selama 4 – 6 bulan pertama. Karena itu selama kurun waktu tersebut ASI
mampu memenuhi lkebutuhan gizinya. Setelah 6 bulan volume pengeluaran air susu
menjadi menurun dan sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi
oleh ASI saja dan harus mendapat makanan tambahan.(12)
Dalam keadaan produksi ASI telah normal, volume susu
terbanyak yang dapat diperoleh adalah 5 menit pertama. Penyedotan/penghisapan
oleh bayi biasanya berlangsung selama 15-25 menit selama beberapa bulan
berikutnya bayi yang sehat akan mengkonsumsi sekitar 700-800 ml ASI setiap
hari.
Akan tetapi penelitian yang dilakukan pada beberpa kelompok
ibu dan bayi menunjukkan terdapatnya variasi dimana seseorang bayi dapat
mengkonsumsi sampai 1 liter selama 24 jam, meskipun kedua anak tersebut tumbuh
dengan kecepatan yang sama.
Konsumsi ASI selama satu kali menysui atau jumlahnya selama sehari penuh sangat bervariasi. Ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan volume air susu yang diproduksi, meskipun umumnya payudara yang berukuran sangat kecil, terutama yang ukurannya tidak berubah selama masa kehamilan hanya memproduksi sejumlah kecil ASI
Konsumsi ASI selama satu kali menysui atau jumlahnya selama sehari penuh sangat bervariasi. Ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan volume air susu yang diproduksi, meskipun umumnya payudara yang berukuran sangat kecil, terutama yang ukurannya tidak berubah selama masa kehamilan hanya memproduksi sejumlah kecil ASI
Pada ibu-ibu yang mengalami kekurangan gizi, jumlah air
susunya dalam sehari sekitar 500-700 ml selama 6 bulan pertama, 400-600 ml
dalam 6 bulan kedua, dan 300-500 ml dalamtahun kedua kehidupan bayi.
Penyebabnya mungkin dapat ditelusuri pada masa kehamilan dimana jumlah pangan
yang dikonsumsi ibu tidak memungkinkan untuk menyimpan cadangan lemak dalam
tubuhnya, yang kelak akan digunakan sebagai salah satu komponen ASI dan sebagai
sumber energi selama menyusui. Akan tetapi kadang-kadang terjadi bahwa
peningkatan jumlah produksi konsumsi pangan ibu tidak selalu dapat meningkatkan
produksi air susunya.Produksi ASI dari ibu yang kekurangan gizi seringkali menurun
jumlahnya dan akhirnya berhenti, dengan akibat yang fatal bagi bayi yang masih
sangat muda.Di daerah-daerah dimana ibu-ibu sangat kekurangan gizi seringkali
ditemukan “merasmus” pada bayi-bayi berumur sampai enam bulan yang hanya diberi
ASI.
Komposisi ASI
Kandungan colostrum berbeda dengan air susu yang mature,
karena colostrum mengandung berbeda dengan air susu yang mature, karena
colostrum dan hanya sekitar 1% dalam air susu mature, lebih banyak mengandung
imunoglobin A (Iga), laktoterin dan sel-sel darah putih, terhadap, yang
kesemuanya sangat penting untuk pertahanan tubuh bayi, terhadap serangan
penyakit (Infeksi) lebih sedikit mengandung lemak dan laktosa, lebih banyak,
mengandung vitamin dan lebih banyak mengandung mineral-mineral natrium (Na) dan
seng (Zn).
Perbandingan komposisi kolostrum, ASI dan susu sapi
mengandung sekitar tiga kali lebih banyak protein dari pada ASI. Sebagian besar dari
protein tersebut adalah kasein, dan sisanya berupa protein whey yang larut.
Kandungan kasein yang tinggi akan membentuk gumpalan yang relatif keras dalam
lambung bayi. Bila bayi diberi susu sapi, sedangkan ASI walaupun mengandung
lebih sedikit total protein, namun bagian protein “whey”nya lebih banyak,
sehingga akan membetuk gumpalan yang lunak dan lebih mudah dicerna serta
diserapoleh usus bayi.
Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI
berasal dari lemak, yang lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi dibandingkan
dengan lemak susu sapi, sebab ASI mengandung lebih banyak enzim pemecah lemak (lipase).
Kandungan total lemak sangat bervariasi dari satu ibu ke ibu lainnya, dari satu
fase lakatasi air susu yang pertama kali keluar hanya mengandung sekitar 1 – 2%
lemak dan terlihat encer. Air susu yang encer ini akan membantu memuaskan rasa
haus bayi waktu mulai menyusui. Air susu berikutnya disebut “Hand milk”,
mengandung sedikitnya tiga sampai empat kali lebih banyak lemak. Ini akan
memberikan sebagian besar energi yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga penting
diperhatikan agar bayi, banyak memperoleh air susu ini
Laktosa (gula susu) merupakan satu-satunya karbohidrat yang
terdapat dalam air susu murni. Jumlahnya dalam ASI tak terlalu bervariasi dan
erdapat lebih banyak dibandingkan dengan susu sapi.
Disamping fungsinya sebagai sumber energi, juga didalam usus
sebagian laktosa akan diubah menjadi asam laktat. Didalam usus asam laktat
tersebut membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dan juga
membantu penyerapan kalsium serta mineral-mineral lain.
ASI mengandung lebih sedikit kalsium daripada susu sapi
tetapi lebih mudah diserap, jumlah ini akan mencukupi kebutuhan untuk
bahan-bahan pertama kehidupannya ASI juga mengandung lebih sedikit natrium,
kalium, fosfor dan chlor dibandingkan dengan susu sapi, tetapi dalam jumlah yang
mencukupi kebutuhan bayi.
Apabila makanan yang dikonsumsi ibu memadai, semua vitamin
yang diperlukan bayi selama empat sampai enam bulan pertama kehidupannya dapat
diperoleh dari ASI. Hanya sedikit terdapat vitamin D dalam lemak susu, tetapi
penyakit polio jarang terjadi pada aanak yang diberi ASI, bila kulitnya sering
terkena sinar matahari. Vitamin D yang terlarut dalam air telah ditemukan
terdapat dalam susu, meskipun fungsi vitamin ini merupakan tambahan terhadap
vitamin D yang terlarut lemak
Manajemen
Laktasi
manajemen
laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan
menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa kehamilan, segera
setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya.
Adapun
upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pada masa Kehamilan (antenatal)
Ø Memberikan penernagan dan penyuluhan
tentang manfaat dan keunggulan ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu maupun
bayinya, disamping bahaya pemberian susu botol.
Ø Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan
payudara/keadaan putting susu, apakah ada kelainan atau tidak. Disamping itu
perlu dipantau kenaikan berat badan ibu hamil.
Ø Perawatan payudara mulai kehamilan
umur enam bulan agar ibu mampu memproduksi dan memberikan ASI yang cukup.
Ø Memperhatikan gizi/makanan ditambah
mulai dari kehamilan trisemester kedua sebanyak 1 1/3 kali dari makanan pada
saat belum hamil.
Ø Menciptakan suasana keluarga yang
menyenangkan. Dalam hal ini perlu diperhatikan keluarga terutama suami kepada
istri yang sedang hamil untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya.
b. Pada masa segera setelah persalinan
(prenatal)
Ø Ibu dibantu menyusui 30 menit
setelah kelahiran dan ditunjukkan cara menysui yang baik dan benar, yakni:
tentang posisi dan cara melakatkan bayi pada payudara ibu.
Ø Membantu terjadinya kontak langsung
antara bayi-ibu selama 24 jam sehari agar menyusui dapat dilakukan tanpa
jadwal.
Ø Ibu nifas diberikan kapsul vitamin A
dosis tinggi (200.000S1) dalam waktu dua minggu setelah melahirkan.
c. Pada masa menyusui selanjutnya
(post-natal)
Ø Menyusui dilanjutkan secara ekslusif
selama 4 bulan pertama usia bayi, yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa
makanan/minuman lainnya.
Ø Perhatikan gizi/makanan ibu
menyusui, perlu makanan 1 ½ kali lebih banyak dari biasa dan minum minimal 8
gelas sehari.
Ø Ibu menyusui harus cukup istirahat
dan menjaga ketenangan pikiran dan menghindarkan kelelahan yang berlebihan agar
produksi ASI tidak terhambat.
Ø Pengertian dan dukungan keluarga
terutama suami penting untuk menunjang keberhasilan menyusui.
Ø Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas
atau petugas kesehatan apabila ada permasalahan menysusui seperti payudara
banyak disertai demam.
Ø menghubungi kelompk pendukung ASI
terdekat untuk meminta pengalaman dari ibu-ibu lain yang sukses menyusui bagi
mereka.
Ø Memperhatikan gizi/makanan anak,
terutama mulai bayi 4 bulan, berikan MP ASDI yang cukup baik kuantitas maupun
kualitas.
Makanan
Bayi Berusia 0-4 bulan
Ibu-ibu seharusnya bersyukur bila payudaranya, ternyata
dapat memproduksi air susu yang berlimpah, karena anugrah tuhan ini tidak
dimiliki oleh semua ibu. Meskipun demikian, diperkirakan 80% dari jumlah ibu
yang melahirkan ternyata mampu menghasilkan air susu dalm jumlah yang cukup
untuk keperluan bayinya, secara penuh tanpa makanan tamabahan selama enam bulan
pertama. Bahkan ibu yang gizinya kurang baikpun sering dapat menghasilkan ASI
cukup tanpa makanan tambahan selama 3 bulan pertama (Warno FG, 1990 hal.175).
Dalam usia 0-4 bulan bayisepenuhnya mendapat makanan berupa
ASI dan tidak perlu di beri makanan lain, kecuali jka ada tanda-tanda produksi
ASI tidak mencukupi.
Keadaan gizi anak pada waktu lahir sangat dipengaruhi oleh keadaan gizi semasa hamil. Ibu yang semasa hamilnya menderita gangguan gizi selain akan melahirkan anak yang gizinya tidak baik, juga kemungkinan dapat melahirkan anak dengan berbagai kelainan dalam pertumbuhannya, atau mungkin anak akan lahir mati. Sejak terjadinya pembuahan terhadap sel telur dalam rahim ibu. Hanya makanan yang memenuhi syarat gizi bagi anak dan bagi ibunya yang dapat membantu syarat gizi bagi wanita hamil dan pengaturan makanan anak yang sesuai merupakan masalah pokok yang perlu dihayati oleh para ibu.(9)
Keadaan gizi anak pada waktu lahir sangat dipengaruhi oleh keadaan gizi semasa hamil. Ibu yang semasa hamilnya menderita gangguan gizi selain akan melahirkan anak yang gizinya tidak baik, juga kemungkinan dapat melahirkan anak dengan berbagai kelainan dalam pertumbuhannya, atau mungkin anak akan lahir mati. Sejak terjadinya pembuahan terhadap sel telur dalam rahim ibu. Hanya makanan yang memenuhi syarat gizi bagi anak dan bagi ibunya yang dapat membantu syarat gizi bagi wanita hamil dan pengaturan makanan anak yang sesuai merupakan masalah pokok yang perlu dihayati oleh para ibu.(9)
Menyusui adalah cara makan aanak-anak yang tradisional dan
ideal, yang biasanya sanggup memenuhi kebutuhan gizi seseorang bayi untuk masa
hidup empat sampai enam bulan pertama. Bahkan setelah diperkenankan bahan
makanan tambahan yang utama, ASI masih tetap merupakan sumber utama yang bisa
mencukupi gizi.
Dalam tahap usia sejak lahir sampai 4 bulan, ASI merupakan
makanan yang paling utama. Pemberian ASI masa ini memberikan beberapa
keuntungan.
Betapapun tingginya dan baiknya mutu ASI sebagai makanan
bayi, manfaatnya bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi sangat ditentukan oleh
jumlah ASI yang dapat diberikan oleh ibu. Kebaikan dan mutu ASI yang dapat
dihasilkan oleh ibu tidak sesuai dengan kebutuhan bayi, dan akibatnya bayiakan
menderita gangguan gizi.
ASI sebagai makanan tunggal harus diberikan sampai bayi
berumur 4 bulan. Hal ini sesuai dengan kebijaksanaan PP-ASI yaitu ASI diberikan
selama 2 tahun dan baru pada usia 4 bulan bayi mulai di beri makanan pendamping
ASI, paling lambat usia 6 bulan karena ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi pada 4
bulan pertama.
Adapun
makanan bayi umur 0-4 bulan adalah sebagai berikut(2)
Ø Susui bayi segera 30 menit setelah
lahir.
Kontak
fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI. Pada periode ini ASI saja
sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, karena ASI adalah makanan terbaik
untuk bayi.Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu. Dengan menysusui akan
terjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.
Ø Berikan Kolostrum
Ø Berikan ASI dari kedua payudara,
kiri dan kanan secara bergantian, tiap kali sampai payudara terasa kosong.
Payudara yang dihisap sampai kosong merangsang produksi ASI yang cukup.
Ø Berikan ASI setiap kali meminta/menangis
tanpa jadwal.
Ø Berikan ASI 0-10 kali setiap hari,
termasuk pada malam hari.
Faktor-faktor yang memperoleh
Produksi ASI
Adapun hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI antara lain adalah:
Adapun hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI antara lain adalah:
a. Makanan Ibu
Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa
menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang
dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat
digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu terus
menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya
kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan dapat bekerja
dengan sempurna, dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI.
Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang
terdapat dalam 2 piring nasi ditambah 1 butir telur.Jadi diperlukan kalori yang
setara dengan jumlah kalori yang diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1 liter
ASI.Agar Ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan makanan tamabahan disamping
untuk keperluan dirinya sendiri, yaitu setara dengan 3 piring nasi dan 1 butir
telur.
Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat
tamabahan makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih
jika pada masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi.Karena itu tambahan
makanan bagi seorang ibu yang sedang menyusui anaknya mutlak diperlukan.Dan
walaupun tidak jelas pengaruh jumlah air minum dalam jumlah yang cukup.
Dianjurkan disamping bahan makanan sumber protein seperti ikan, telur dan
kacang-kacangan, bahan makanan sumber vitamin juga diperlukan untuk menjamin
kadar berbagai vitamin dalam ASI.
b. Ketentraman Jiwa dan Pikiran
Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor
kejiwaan. Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa
tertekan dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam
menyusui bayinya.
Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam menyusui bayinya, reflek tersebut adalah:
Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam menyusui bayinya, reflek tersebut adalah:
Ø Reflek
Prolaktin
Reflek
ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu bayi menghisap payudara ibu,
terjadi rangsangan neorohormonal pada putting susu dan aerola ibu. Rangsangan
ini diteruskan ke hypophyse melalui nervus vagus, terus kelobus anterior. Dari
lobus ini akan mengeluarkan hormon prolaktin, masuk ke peredaran darah dan
sampai pada kelenjar –kelenjar pembuat ASI. Kelenjar ini akan terangsang untuk
menghasilkan ASI.
Ø Let-down
Refleks (Refleks Milk Ejection)
Refleks
ini membuat memancarkan ASI keluar. Bila bayi didekatkan pada payudara ibu,
maka bayi akan memutar kepalanya kearah payudara ibu. Refleks memutarnya kepala
bayi ke payudara ibu disebut :”rooting reflex (reflex menoleh). Bayi secara
otomatis menghisap putting susu ibu dengan bantuan lidahnya. Let-down reflex
mudah sekali terganggu, misalnya pada ibu yang mengalami goncangan emosi,
tekanan jiwa dan gangguan pikiran. Gangguan terhadap let down reflex
mengakibatkan ASI tidak keluar. Bayi tidak cukup mendapat ASI dan akan
menangis. Tangisan bayi ini justru membuat ibu lebih gelisah dan semakin
mengganggu let down reflex.
c. Pengaruh persalinan dan klinik
bersalin
Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang kurang baik
terhadap kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di rumah sakit
atau klinik bersalin lebih menitik beratkan upaya agar persalinan dapat
berlangsung dengan baik, ibu dan anak berada dalam keadaan selamat dan
sehat.Masalah pemebrian ASI kurang mendapat perhatian. Sering makanan pertama
yang diberikan justru susu buatan atau susu sapi. Hal ini memberikan kesan yang
tidak mendidik pada ibu, dan ibu selalu beranggapan bahwa susu sapi lebih dari
ASI. Pengaruh itu akan semakin buruk apabila disekeliling kamar bersalin
dipasang gambar-gambar atau poster yang memuji penggunaan susu buatan.
d. Penggunaan alat kontrasepsi yang
mengandung estrogen dan progesteron.
Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan
menggunakan kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini
dapat mengurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI
secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat digunakan
adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau spiral. Karena AKDR
dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan
kadar hormon oxitoksin, yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI.
e. Perawatan Payudara
Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu
dilakukan, yaitu dengan mengurut payudara selama 6 minggu terakhir masa
kehamilan. Pengurutan tersebut diharapkan apablia terdapat penyumbatan pada
duktus laktiferus dapat dihindarkan sehingga pada waktunya ASI akan keluar
dengan lancar.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Ø Air Susu Ibu merupakan makanan yang
terbaik bagi bayi yang harus diberikan pada bayi sampai bayi berusia 4 bulan
tanpa makanan pendamping.
Ø Adanya kecenderungan semakin tinggi
tingkat pendidikan semakin besar persentase ASI secara Eksklusif.
Ø Masih rendahnya tingkat pengetahuan ibu-ibu
tentang pemberian ASI.
B. SARAN
Ø Perlu peningkatan penyuluhan
kesehatan secara umum khususnya tentang ASI dan menyusui kepada masyarakat,
khususnya kepada ibu hamil tentang gizi dan perawatan payudara selama masa
kehamilan, sehingga produksi ASI cukup.
Ø Perlu ditingkatkan peranan tenaga
kesehatan baik di rumah sakit, klinik bersalin, Posyandu di dalam memberikan
penyuluhan atau petunjuk kepada ibuhami, ibu baru melahirkan dan ibu menyusui
tentang ASI dan menyusui.
DAFTAR PUSTAKA
1. Djaeni Ahmad Soediaotama, (terjemahan); Faktor
Gizi., Bhratara Karya Aksara, Jakarta, 1985
2. Depkes RI. Pedoman Pemberian MP-ASI,
Jakarta. 1992
3. Djaeni Ahmad Sedjaoetama, Ilmu Gizi
II, Dian Rakyat, Jakarta 1995
4. Depkes RI, manajemen Laktasi.
Jakarta. 1994
5. Depkes RI, Panduan 13 Pesan dasar
Gizi Bayi, dan Balita, Bhratara, Jakarta 1992
6. Depkes RI, Petunjujk Pelaksanaan
Peningkatan ASI Ekslusif. Jakarta. 1997
7. Moehji Sjahmien. Pemeliharaan Gizi Bayi
dan Balita.Bharatara.1992
8. Mochtadi Deday, Gizi untuk Bayi. Sinar
Harapan. Jakarta. 1994
9. Moehji Sjahmien, Ilmu Gizi,
Bhratara, Jakarta. 1992
10. Puspita Theresia, Bahan Kuliah Gizi
Dalam Daur Kehidupan. Akzi. Banda Aceh. 1995
Langganan:
Postingan (Atom)